Sunday, August 28, 2016

Jangan Takut ke Lombok

Kisah ini berawal ketika lebaran sebentar lagi. Aku berada di Mesjid Raya Lombok, dan tidak tau mau kemana tujuanku selanjutnya. Terpaksa aku menginap disini sementara, toh ada juga sekelompok bapak-bapak yang menawari aku makan sahur dan buka puasa. Walaupun aku beragama non muslim tapi aku sama sekali tidak dikucilkan oleh mereka, justru aku malah disambut baik untuk masuk ke dalam perkumpulan mereka, orangnya juga ramah-ramah. Dan karena lebaran besok, mereka semua pergi. Mereka pergi, akupun pergi meninggalkan tempat itu dan mencari tempat baru, suasana baru dan segera melanjutkan perjalananku. Aku pun langsung bersiap-siap membawa carrierku dan daypackku. Tak tau kemana arah tujuanku selanjutnya aku memutuskan menuju Plasa Telkom untuk internet-an sekalian mencari bantuan agar aku bisa menginap untuk 1 malam saja sebelum aku melanjutkan perjalanan.

Kulihat jam sudah jam 20.38 WITA. Aku teringat pada salah satu temanku yang tahun lalu pergi ke Pulau Paserang, Kenawa dan sekitarnya. Namanya Yundhi Bakti. Aku langsung chat dan dia langsung membalas pesanku setelah chat yang lumayan panjang aku  pun meminta ijin untuk tinggal di rumahnya hanya untuk semalam. Dia mengijinkan aku untuk tinggal di rumahnya, tapi karena tempat kami yang berjauhan jadinya dia tidak dapat menjemputku. Aku pun batal untuk menginap di rumahnya. Beberapa saat kemudian dia mengirimkan aku satu foto. Aku penasaran dengan isi foto tersebut tanpa butuh waktu lama aku langsung mendownload foto tersebut. Setelah mendownload foto yang dia kirimkan. Aku langsung membuka foto tersebut dan isinya info tentang rumah singgah. Aku mencatat alamt tersebut di buku yang diberikan oleh kantor pos pada saat selesai PKL disana dan mencatat dengan pulpen yang kupinjam dari pak satpam yang bertugas malam itu. Tak lupa aku untuk melihat rute di google maps untuk tujuan ku dan menggambarkannya ke dalam buku tersebut. Alamat sudah ku catat, peta menuju lokasi sudahku gambar seadanya. Aku langsung packing barang bawaan ku. Dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki

Jam sudah menunjukkan angka 21.18 waktu setempat, akupun memulai perjalananku seadanya. Hingga aku menemukan seorang pak polisi di depan sebuah warung yang sedang bertugas malam itu agar suasana pawai takbiran di pulau seribu mesjid ini tetap aman. Aku langsung menanyakan alamat yang ku catat tadi kepada pak polisi dan dia menjelaskan dengan detail agar aku paham tentang rute yang akan kujalani. Dengan segera aku menghapal rute tersebut dan kucocokkan dengan gambar dan ternyata cocok. Aku pun berjalan dari tempat itu tanpa lupa mengucapkan terima kasih. Tak jauh berjalan dari situ ada seorang pria dengan kendaraan sepeda motor putih. Setelah berkenalan namanya adalah Reza. Dia menawarkan untuk mengantarkan ke tempat tujuanku. Dan tawarannya  itupun langsung aku iyakan. Dia menanyakan aku berasal dari mana, mau menuju kemana dan setelah percakapan yang panjang kami pun sampai ke rumah singgah lombok dimana tempat ini akan menjadi tempat singgahku untuk beberapa hari kedepan. Setelah mengisi buku tamu yang datang ke rumah singgah, aku langsung berkenalan dengan semua orang yang ada tapi nama mereka tidak ada yang ingat, maklum karena aku langsung mengingat belasan nama dalam satu waktu. Setelah bercerita dan mendengarkan cerita sambil meminum kopi aku pun memasukkan tas dalam kamar dan tidak lama kemudian aku pun tertidur karena lelahnya. Selamat malam semuanya.

No comments:

Post a Comment

Know us

Our Team

Video of the Day

Contact us

Name

Email *

Message *